Tradisi
Mebase Tegeh merupakan tradisi perkawinan yang terdapat di Desa Cempaga Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng Provinsi Bali, khususnya Dadia Pasek Gobleg Siwa Muka Bulakan Dalem
Tamblingan, apabila anak gadis di dadia ini dipinang oleh lelaki di luar
dadianya, maka laki-laki harus membawa Banten Base Tegeh kerumah mempelai
wanita sebagai sarana pengesahan perkawinan secara niskala.
Banten
Base Tegeh ini merupakan sarana penghormatan kepada keluarga mempelai wanita,
dimana banten Base Tegeh ini merupakan persyaratan utama dalam mengawini gadis
yang berasal dari Klen warga Pasek Gobleg Siwa Muka Bulakan Dalem Tamblingan
sekaligus sebagai sarana permohonan restu kepada leluhur yang membuat tradisi
Mebase Tegeh karena gadis keturunan mereka telah keluar dari klennya.
Banten
Base Tegeh ini terbuat dari daun sirih dengan tinggi kurang lebih satu meter
yang ditata menggunakan sumbul. Dalam acara perkawinan, Mebase Tegeh
menggunakan dua buah base tegeh sebagai simbol perwujudan mempelai laki-laki
dan mempelai wanita. Base tegeh sebagai perwujudan mempelai laki-laki berisi
topeng perwujudan laki-laki dihiasi seperangkat pakaian adat ke pura laki-laki
dan keris. Sedangkan base tegeh perwujudan mempelai wanita berisi topeng
perwujudan mempelai wanita dihiasi pakaian adat ke pura wanita dan di bagian
atas dari base tegeh dihiasi bunga.
Adapun
rangkaian dari upacara Mebase Tegeh ini adalah :
1. Mebeakala
Dalam upacara Mebase Tegeh ini mempelai wanita dan
mempelai pria melakukan acara mebeakala sebanyak 2 kali. Hal ini dilakukan
karena dipercaya untuk membersihkan kedua mempelai secara rohaniah dan
persaksian atas perkawinannya. Mebeakala yang pertama dilakukan di rumah
mempelai laki-laki sebelum berjalan ke rumah mempelai wanita. Mebeakala yang
kedua dilakukan di rumah mempelai wanita.
2. Pengesahan
Pengesahan perkawinan secara niskala kedua mempelai
menggunakan sarana utama Base Tegeh, sedangkan pengesahan perkawinan secara
sekala kedua mempelai disaksikan oleh adat.
3. Nunas
Tahap terakhir dari tradisi ini adalah Nunas, yaitu
mempelai wanita didampingi mempelai laki-laki untuk memohon pamit dari sanggah
merajan.
Gambar disamping merupakan gambar anak kecil yang membawa banten Base Tegeh.
Sedangkan gambar
di bawah merupakan gambar orang yang membawa sarana banten dalam tradisi Mebase
Tegeh. Karena banyaknya banten menyebabkan dalam tradisi ini membutuhkan banyak
orang untuk membawa bantennya.
Sumber : Pribadi (2017)