Desa
Tigawasa merupakan salah satu Desa Bali Aga yang terdapat di Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng, Bali. Salah satu ikon yang ada di desa ini adalah “Kubu Alam”.
Sama seperti desa-desa Baliaga lainnya Desa Tigawasa juga memiliki ikonnya
sendiri. Pembuatan Kubu alam bertujuan untuk memajukan Desa Tigawasa mengingat
sekarang sedang digalakkan Desa Wisata SCTPB (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa,
Pedawa, Banyuseri). Awalnya tempat ini dicetus oleh Gede Widarma
,
salah seorang yang bergelut di bidang Pariwisata semenjak 3 tahun lalu bersama
empat orang rekannya. “Pak Gede Widarma ini sering membawa tamu asing, dimana
sejak 2 hari sekali Beliau mendatangkan tamu sebanyak dua puluh orang turis.
Awalnya Beliau dan rekan-rekannya, termasuk suami saya berkumpul biasa hingga
terbersit ide untuk membuat suatu tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat
berkumpul oleh remaja-remaja desa.” ungkap Amik, istri dari salah satu pendiri
Kubu Alam.
Sebelum muncul
ide-ide tersebut, bule-bule sudah sering berhenti di tempat dibangunnya Kubu
Alam sekarang, melihat pemandangan, kemudian berfoto-foto. Pemilihan nama Kubu
Alam sendiri karena bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tempat ini
adalah bersumber dari alam, seperti akar, dan bambu yang diambil dari Desa
Tigawasa. Desa Tigawasa sendiri terkenal dengan kerajinan yang dibuat dari
bambu. Kerajinan ini dibuat oleh masyarakat sekitar.
“Saat pertama
kali survei pemilihan tempat, suami saya naik ke pohon cempaka, melihat
pemandangan dari atas dan melihat apa saja yang akan bisa dilihat jika membuat
tempat diatas. Dan ternyata yang bisa dilihat saat cuaca bagus adalah hamparan
pantai dan kebun cengkeh. Akhirnya dpilihlah lokasi ini agar tidak menyewa
tempat lagi. Karena pada dasarnya kami mau dana yang dikeluarkan lebih minim
dan usaha ini bisa jalan.” Tambah perempuan itu.
Dari awal
pembuatan tempat, banyak bule-bule yang tidak sengaja lewat berkunjung. Pada
saat itu Kubu Alam belum rampung, namun sudah mendapat respon yang bagus
sekaligus membuat orang-orang tertarik dengan bangunannya. 4 orang yang
merupakan pendiri Kubu Alam sendiri, Kadek Sudarmika, Sudiantika, Gede Rahma
dan Kadek Su sempat ragu karena di Wanagiri sudah banyak tempat seperti Kubu
Alam dengan view danau. Tetapi Gede Widarma sangat optimis mengingat view yang
ditampilkan dari Kubu Alam adalah view pantai dan kebun cengkeh yang sangat
bagus.
Tempat yang
dibuka saat Hari Raya Galungan ini mendapat respon positif dari warga asing dan
warga lokal, dilihat dari banyaknya orang yang berkunjung pada saat pembukaan,
rata-rata pengunjung mencapai tiga puluh sampai empat puluh orang. Namun,
keadaan akhir-akhir ini sangat sepi, mengingat erupsi Gunung Agung. Tetapi
biasanya pada saat weekend, hari
Sabtu dan Minggu dan jika cuaca mendukung Kubu Alam tetap ramai dikunjungi
warga lokal (08/12).
Kubu Alam
sendiri menyediakan kopi robusta khas Desa Tigawasa yang biasanya disajikan
dengan gula Bali khas Desa Tigawasa, seperti zaman dahulu. Namun, Kubu Alam
tidak terlalu berfokus pada kuliner. Mengingat tempat yang kecil dan sempit.
Pada dasarnya Kubu Alam dikonsepkan sebagai tempat selfie.
Saat ini di Kubu
Alam sedang dalam proses pembuatan
tempat selfie yang berkonsep tempat pembuatan handicraft dari bambu
berupa sok asi. Mengingat Desa Tigawasa adalah desa penghasil kerajinan dari
bambu. Saat tempat selfie bertema
pembuatan sok asi sudah jadi, disini akan ada orang yang ahli dalam membuat sok
asi untuk membantu para pengunjung jika berminat membuat ataupun membeli.
Sampai sekarang
pengeluaran total yang dikeluarkan dalam pembuatan Kubu Alam ini adalah
25.000.000 – 30.000.000. Hal tersebut menyebabkan pihak pendiri membuat sistem
donasi dengan mengharuskan pengunjung membayar uang sejumlah 10.000 untuk
setiap pengunjung. Tujuannya adalah untuk bisa balik modal dan meneruskan
pembangunan tempat selfir yang berkonsep pembuatan handicraft.
|
Ranggon Kubu Alam |
Ranggon yang
tingginya kurang lebih 7 meter diikat di batang pohon cempaka. Bambu yang
digunakan dalam pembuatan juga bambu yang sudah tua. Karena pembuatannya baru
sekitar satu bulan, keamanan dari ranggon masih sangat terjaga. Untuk
selanjutnya pengecekan akan tetap dilaksanakan demi keamanan dan kenyamanan
dari pengunjung. Ranggon ini bisa muat sampai 10 orang. Ranggon ini akan tahan
sampai 2 tahun.
Proses Pembuatan Tempat
Selfie Berkonsep Pembuatan Handicraft
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar