Minggu, 08 Oktober 2017

BERITA SEKITAR

BOLAK BALIK PENGUNGSIAN DEMI RUPIAH


            Warga di zona merah dari ancaman letusan Gunung Agung berjumlah 60 orang mengungsi di sebuah Wantilan Pura Sukangneb, Desa Tianyar. Namun siang itu hanya ada 10 orang yang mendiami pengungsian. Sisanya 50 orang pengungsi masih berada di Karangasem. Mereka rela bolak balik pengungsian untuk mengais rupiah. “Lumayan kalau bolak balik, karena harga jambu mente sekarang mahal mencapai 25.000 rupiah per kg, biasanya kita ke Karangasem pagi dan balik lagi kesini jam 5 atau jam 6 sore,” kata salah satu warga Desa Ban Kecamatan Kubu, Karangasem, Wayan Siki yang pada saat itu berada di lokasi pengungsian di Desa Tianyar, Karangasem, Kamis (28/9) pagi.
            “Tapi yang bolak balik hanya para lelaki atau suami-suami kami, rasa takut pasti ada namun keadaan yang membuat mereka tidak memikirkan rasa takut. Logikanya kalau nanti sewaktu-waktu Gunung Agung meletus mereka bisa lari tanpa perlu memikirkan keluarga, kami para wanita hanya bisa berdoa dan menunggu di pengungsian.” Tambah nenek berumur 60 tahun Ni Luh Griya.
            Wayan Siki mengaku dirinya merasa khawatir terhadap suaminya yang harus bolak balik Karangasem dan Tianyar. “Kalau tidak begitu kami tidak akan punya uang. Kalau hanya bergantung dari sumbangan pasti tidak akan cukup karena sampai sekarang sumbangan yang masuk hanya satu karung beras dan satu dus mie instant. Ini saja kami membawa perlengkapan masak dan juga sisa bahan makanan dari rumah.” Seperti apa yang dikatakan Wayan Siki memang benar di tempat pengungsian bantuannya masih sangat minim sehingga mereka harus rela bolak-balik agar mendapat penghasilan lebih guna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di pengungsian walau sebenarnya rasa khawatir dalam dirinya pasti ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TADA SUKLA: BANTEN GALUNGAN DESA PEDAWA

                        Gambar di atas merupakan “ Tada Sukla ” salah satu s...