BOLAK BALIK PENGUNGSIAN DEMI RUPIAH
Warga di zona merah dari ancaman
letusan Gunung Agung berjumlah 60 orang mengungsi di sebuah Wantilan Pura
Sukangneb, Desa Tianyar. Namun siang itu hanya ada 10 orang yang mendiami
pengungsian. Sisanya 50 orang pengungsi masih berada di Karangasem. Mereka rela
bolak balik pengungsian untuk mengais rupiah. “Lumayan kalau bolak balik,
karena harga jambu mente sekarang mahal mencapai 25.000 rupiah per kg, biasanya
kita ke Karangasem pagi dan balik lagi kesini jam 5 atau jam 6 sore,” kata
salah satu warga Desa Ban Kecamatan Kubu, Karangasem, Wayan Siki yang pada saat
itu berada di lokasi pengungsian di Desa Tianyar, Karangasem, Kamis (28/9)
pagi.
“Tapi yang bolak balik hanya para
lelaki atau suami-suami kami, rasa takut pasti ada namun keadaan yang membuat
mereka tidak memikirkan rasa takut. Logikanya kalau nanti sewaktu-waktu Gunung
Agung meletus mereka bisa lari tanpa perlu memikirkan keluarga, kami para wanita
hanya bisa berdoa dan menunggu di pengungsian.” Tambah nenek berumur 60 tahun
Ni Luh Griya.
Wayan Siki mengaku dirinya merasa
khawatir terhadap suaminya yang harus bolak balik Karangasem dan Tianyar.
“Kalau tidak begitu kami tidak akan punya uang. Kalau hanya bergantung dari
sumbangan pasti tidak akan cukup karena sampai sekarang sumbangan yang masuk
hanya satu karung beras dan satu dus mie instant. Ini saja kami membawa
perlengkapan masak dan juga sisa bahan makanan dari rumah.” Seperti apa yang
dikatakan Wayan Siki memang benar di tempat pengungsian bantuannya masih sangat
minim sehingga mereka harus rela bolak-balik agar mendapat penghasilan lebih
guna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di pengungsian walau sebenarnya rasa
khawatir dalam dirinya pasti ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar